Rss Feed
  1. Kamu Manis, Kataku

    Saturday, January 14, 2012

        Pertama kali aku melihat gadis itu adalah pada hari Senin tanggal 9 Januari yang lalu. Dia sedang duduk di sudut café tempatku biasa nongkrong. Gadis itu memiliki rambut panjang yang dibiarkannya tergerai begitu saja, wajahnya oval, dan hidungnya mancung. Dia mengenakan sebuah T-shirt putih yang dipadukannya dengan celana jeans berwarna washed blue.

        Gadis itu duduk di sana selama 30 menit. Selama 30 menit itu jugalah aku berusaha mengumpulkan keberanianku untuk menyapanya, tetapi keberanianku tidak pernah berhasil terkumpul. Aku hanya dapat memandanginya keluar dari pintu café dengan perasaan marah pada diriku sendiri.

        Keesokan harinya aku kembali pada waktu yang sama, berharap gadis itu akan kembali duduk di sudut yang sama. Sayang, setelah lama kutunggu, gadis itu tidak pernah muncul. Aku pulang dan menyalahkan diriku sendiri. Kenapa aku tidak berusaha mengajaknya berkenalan waktu itu? Kini, belum tentu aku bisa bertemu lagi dengannya.

        Aku tidak putus harapan. Aku kembali ke café itu hari berikutnya dan hari berikutnya lagi. Terus begitu selama 5 hari berturut-turut sebelum akhirnya aku dapat melihatnya lagi.

        Dia masuk dan membuat bel pintu café berbunyi. Dia berjalan melewati mejaku dan memilih untuk duduk di sudut yang sama tempat pertama kali aku melihatnya. Hari ini dia terlihat begitu cantik dengan kaus garis-garis dan celana ¾ berwarna merah.

        “Mas, aku pesan cheese cake dan teh herbalnya 1 ya.”

        Ah, begitu merdu suaranya.

        Ayo Randy. Kamu bisa. Ajak dia bicara. Cukup katakan “Hai, kamu manis. Bolehkah aku berkenalan denganmu?”

        Kuseruput teh hijauku, berusaha menenangkan diri. Kulihat pelayan membawa pesanan gadis itu dan dia tersenyum berterima kasih. Senyumnya begitu menawan.

        Ayo Randy. Satu kalimat, satu kalimat saja.

        Kupanggil pelayan yang tadi melayani gadis itu dan kubisikkan permintaanku padanya. Dia mengangguk dan segera pergi untuk melakukan permintaanku.

        Gadis itu menoleh ke arahku ketika pelayan membawakan chocolate cake pesananku, lalu memberitahukan bahwa akulah yang mengirimkan kue itu padanya. Gadis itu tersenyum padaku.

        Dengan seluruh keberanianku, yang akhirnya berhasil kukumpulkan juga, aku berjalan ke mejanya.

        Ayo Randy, katakan. Katakan sekarang.

        Aku berdiri di samping mejanya dengan perasaan deg-degan dan mulai membuka mulutku.

       “Kamu manis,” kataku. “Bolehkah aku berkenalan denganmu?”

        Gadis itu tersenyum, dan aku menanti jawaban yang akan keluar dari bibirnya.


  2. 4 comments :

    1. yaaaa lanjutin dong :D
      tanggung itu

    2. Biondy said...

      emang sengaja dibuat tanggung :D

    3. Tammy said...

      Wah... tangung amat. Ceweknya kok engga ngomong sama sekali

    4. Biondy said...

      itu ada sambungannya di entry hari 15 ku :D bisa dicek :)

    Post a Comment