Rss Feed

  1. Dari Jendela SMPDari Jendela SMP by Mira W.
    My rating: 4 of 5 stars

    Dari Jendela SMP bercerita mengenai kisah cinta sepasang anak SMP. Joko, si miskin yang dapat bersekolah di sekolah elit berkat bantuan sang kepala sekolah, tiba-tiba saja merasa getaran yang aneh setiap dia melihat Wulan. Padahal sebelumnya bagi dia Wulan hanyalah salah satu dari gadis-gadis di sekolahnya yang berisik dan hobi bergosip.

    Di sisi lain, Wulan juga merasakan perasaan yang sama pada Joko. Setelah dia melerai perkelahian Joko dengan Gino, si pembuat onar di sekolah, Wulan mulai sadar akan keberadaan Joko. Padahal sebelumnya dia sama sekali tidak menaruh perhatian pada anak itu.

    Kisah cinta yang lugu perlahan mulai tumbuh di antara mereka. Apa yang terjadi ketika keluguan cinta itu ternodai oleh kenyataan?

    Pas mulai membaca novel ini, saya agak bingung ketika mendapati PS3, home theatre, handphone, internet, dan hal-hal canggih lainnya yang membuat saya berpikir, "Perasaan ini buku lama deh. Kok ada barang-barang kayak gini?" Lihat halaman depan, cetakan pertama novel ini bertanggal pada September 1983. Kesimpulannya cuma 1. Novel ini pasti ditulis ulang.

    Saya tidak tahu bagaimana versi asli novel ini, tapi yang pasti versi tulis ulangnya membuat saya terhubung dengan cerita. Selama ini kalau saya membaca novel-novel lama yang muncul pada era 80an, selalu saja ada sesuatu yang kurang nyambung dengan saya. Versi tulis ulangnya membuat cerita lebih moderen dan lebih membuat saya mood untuk membacanya.

    Membaca kisah cinta Joko dan Wulan entah mengapa membuat saya jadi malu-malu sendiri. Ada banyak hal yang terasa lugu sekaligus manis dalam hubungan mereka. Sesuatu yang masuk akal mengingat mereka masih SMP. Saya suka dengan bagian ketika Joko memberikan gunting kuku kepada Wulan sebagai hadiah ulang tahun. Hadiah yang sederhana kalau dibandingkan dengan sepatu mahal pemberian salah satu teman mereka, tetapi mengingat cerita di balik hadiah itu, gunting kuku itu menjadi sebuah hadiah yang romantis.

    Sampai pertengahan, saya suka dengan penulisan buku ini yang membalut kisah cinta dengan humor. Menjelang bagian akhir, saya merasa kurang sreg dengan penyelesaian masalahnya. Mengingat usia Wulan yang benar-benar muda, rasanya penerimaan orang tuanya akan kehamilan Wulan terasa terlalu ringan. Keseluruhan akhir cerita agak mengecewakan karena tidak terasa ada tensi yang terbangun dengan baik.

    View all my review

  2. 0 comments :

    Post a Comment