Rss Feed

  1. FrankensteinFrankenstein by Mary Shelley
    My rating: 4 of 5 stars

    Breaking news: Satu hal yang patut diingat, Frankenstein itu BUKAN nama monster besar yang dihidupkan oleh si ilmuwan. Frankenstein itu adalah nama si ilmuwan itu. *breaking news selesai.

    "Frankenstein" bercerita tentang Viktor Frankenstein, seorang pemuda yang tertarik pada ilmu pengetahuan dan juga ilmu magis. Dia bercita-cita untuk menciptakan manusia sempurna dari potongan mayat. Alih-alih manusia yang sesuai keinginannya, dia malah menciptakan monster mengerikan yang menghantuinya sepanjang hidupnya. Didorong perasaan marah dan keinginan untuk membalas dendam, Frankenstein pun mulai memburu monster ciptaannya itu.

    Satu hal yang saya dapat setelah membaca buku ini adalah, bahwa ternyata penggambaran umum tentang monster besar yang bodoh tapi berhati lembut dan baik untuk monster ciptaan Frankenstein (yang memang tidak memiliki nama. Kita sebut saja dia Monster) adalah salah. Monster memang besar dan berhati lembut, tapi dia tidak bodoh dan juga penuh rasa marah dan dendam. Dia mampu membunuh orang-orang yang dikasihi Frankenstein demi memuaskan rasa marah dan dendamnya.

    Mary Shelley menulis sebuah kisah yang luar biasa pada usia yang begitu muda, 19 tahun. Tema yang dia angkat menarik dan penceritaannya pun apik. Perpindahan sudut pandang sepanjang cerita memang sedikit membingungkan pada awalnya, tapi tidak terlalu membuat pusing.

    Karakter dalam cerita ini semuanya terasa sangat "feminin". Bukannya saya melakukan diskredit gender atau apa yah, hanya saja saya merasa cara bicara yang panjang lebar dan puitis itu sedikit tidak wajar untuk laki-laki. Apa itu hanya kebiasaan penulisan pada zaman itu? Soalnya saya merasakan hal yang sama pas baca "Northanger Abbey"-nya Jane Austen dan mereka muncul pada era yang sama walaupun terpaut 22 tahun dari segi kelahiran.

    Secara keseluruhan bacaan klasik yang satu ini patut untuk dibaca. Mungkin terasa membosankan untuk orang yang lebih suka bacaan pop moderen, tapi Frankenstein memiliki daya pikatnya sendiri yang membuat kita ingin membacanya sampai selesai.

    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment