Rss Feed
  1. Di Tepi Sungai Ordelahr (Estarath: Seri Hikayat Orang Utara, #1)Di Tepi Sungai Ordelahr by R.D. Villam
    My rating: 4 of 5 stars

    Akhirnya buku yang saya beli sampai juga. Aneh sih sebenarnya karena saya ada feeling buku ini bakal nyampai hari ini dan bahkan turun di saat yang tepat ketika petugas JNE membunyikan bel rumah. Biasanya sih mbak kos yang yang buka pagar, tapi dia lagi pulkam hari ini.

    Bukunya sampai dengan selamat walau agak berbau makanan (bau rawon atau apa gitu, pokoknya mengingatkan pada makanan berkuah). Ngeliat isinya, bukunya kecil dan tipis yah. Kayaknya cepat selesai dan memang saya selesaikan dalam waktu kurang dari 3 jam.

    Di Tepi Sungai Ordelahr Aku Duduk dan Menangis ini menceritakan tentang Vilnar (yang namanya mengingatkan saya pada minyak goreng), putra bungsu kepala suku Vallanir. Ketika pergi menjarah bersama kakaknya, dia merasa muak melihat darah wanita dan anak-anak tertumpah. Dia memutuskan untuk pulang, meninggalkan kelompok kakaknya. Hal ini mengakibatkan dirinya diasingkan dari sukunya selama 3 tahun.

    Dalam pengasingan itulah dia bertemu dengan Ailene, seorang gadis asal Selatan, yang berhasil merebut hatinya. Mereka menikah, memiliki anak, dan mulai membangun sebuah keluarga kecil.

    Pertemuan kembali Vilnar dengan kakaknya, Kronar, membuat Vilnar pulang ke kampungnya bersama dengan istri dan anaknya. Kondisi peperangan segera datang menyergap dan Vilnar terjebak dalam perang antar suku dan perebutan jabatan kepala suku dengan saudara-saudaranya.

    Buku pertama terbitan penerbit(?) Kastil Fantasi. Ceritanya bagus, cuma buat saya buku ini benar-benar bersifat pengantar. Fokus cerita buku 2 tampaknya ada pada anak si Vilnar (siapa namanya? Virman? Villam? Oh, Vahnar). Mungkin setting waktu 16-18 tahun sesudah buku ini. Atau bisa juga fokusnya nanti soal pelarian si Ailene. Yang mana yah? Surprise me, Mr. Villam.

    Belum ada aksi yang berarti di buku ini dan agak kurang emosi menurut saya. Emosi cerita baru saya dapat di saat-saat terakhir.

    Salah satu sisi positif lainnya dari buku ini adalah akhir cerita yang tidak gantung. Masalah-masalah yang ada diselesaikan dan kelihatannya tidak ada masalah "bawaan" yang akan muncul di buku 2, kecuali, tentunya, soal kematian Vilnar. [kematian Vilnar. (hide spoiler)]

    Untuk soal layout, gambar awal per chapternya saya rasa tidak perlu. Gambar hasil cetakannya terlalu pecah dan alih-alih membuat bagus, malah terlihat jelek buat saya. Mungkin lain kali pakai ilustrasi dan bukannya foto kali yah.

    Masih ada 1 typo yang saya temukan, yakni kata "berusaja" di halaman 158 yang tampaknya adalah kata "berusaha". Huruf "h" dan "j" memang dekat sih di keyboard.

    Overall, saya menunggu buku selanjutnya. Moga-moga gak terlalu lama. :D

    3.5/5 bintang.

    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment