Rss Feed

  1. Artemis Fowl: Insiden Arktik (Artemis Fowl, #2)Artemis Fowl: Insiden Arktik by Eoin Colfer
    My rating: 2 of 5 stars

    The Synopsis

    Artemis Fowl kembali lagi. Kali ini satu tahun telah berlalu sejak peristiwa penyandraan peri yang dia lakukan.

    Di buku kedua ini Artemis memperoleh petunjuk soal keberadaan ayahnya. Di sisi lain, dia juga dituduh sebagai otak di balik perdagangan senjata ilegal di Dunia Bawah. Artemis menyangkal dan berhasil membuat kesepakatan bahwa dia akan mencari si pelaku sebenarnya dengan ganti para peri membantu dia untuk membebaskan ayahnya yang ditawan kelompok penjahat Mafiya.

    The Review

    Buku kedua dari serial Artemis Fowl yang saya baca. Jujur buku pertamanya sebenarnya tidak terlalu berkesan buat saya. Terus, kenapa saya lanjut membaca buku keduanya? Sederhana. Soalnya saya sudah kadung minjem 3 buku pertama serial ini, jadi yah dibaca saja. Hehehe...

    Ada beberapa plus dan minus dalam buku sequel ini ketimbang prequelnya. Plus yang pertama, secara karakter, saya lebih suka dengan Artemis Fowl di buku ini ketimbang di buku pertama. Di buku satu saya lebih banyak menangkap kesan Artemis sebagai snoty little brat, di sini dia terlihat lebih bekerja sama dan less bratty. Perkembangan karakter yang menarik, mengingat di awal buku dia masih digambarkan sebagai bocah sombong. Mungkin memang perkembangan seperti ini yang sejak awal jadi target si penulis.

    Plus kedua, saya lebih suka dengan ceritanya secara keseluruhan. Lebih berorientasi aksi dan menggabungkan otak dan otot secara seimbang. Kerja sama antara kubu Artemis-Butler dan Holly-Root juga berhasil dikemas secara baik. Benar-benar menghadapi susah dan senang bareng.

    Plus ketiga, the ending was brilliant! Yang saya maksud ending di sini bukan akhir plot masalah sabotase dan "pemberontakan" di dunia bawah. Yang itu mah standar. Yang saya bicarakan ini soal aksi penyelamatan ayah Artemis. Strategi yang Artemis gunakan sangat baik dan kreatif. Saya sampai bilang "Wow" pas baca bagian itu.

    Selain itu di sini juga ada contoh penulisan yang baik, yakni cara menuliskan satu unsur/benda yang memainkan peranan penting di akhir dan sudah dimunculkan sejak awal dengan cara yang membuat pembaca tidak berpikir bahwa unsur/benda itu akan memainkan peranan penting.

    Plusnya sudah. Kita bergerak ke minus sekarang.

    Pertama, si pengarang terlalu cepat memperlihatkan secara gamblang siapa yang jahat dalam cerita. Mas Eoin entah mengapa tidak mau menyimpan siapa si penjahat sebenarnya dan baru memunculkannya di 1/3 terakhir buku. Mas Eoin malah dengan jelas bilang, "Ini nih yang jahat," di bab 5.

    Apa mungkin untuk mempermudah penulisan? Jadi dia tidak perlu repot-repot membangun selubung dalam tiap adegan? Mungkin juga untuk menghindari pembaca berkomentar, "Tuh kan, bener. Ini yang jahat."?

    Minus kedua sih tidak terlalu fatal, soal sci-fi di buku ini. Porsinya kurang banget. Kalau dibandingkan dengan buku 1 yang sci-fi bertebaran di mana-mana, sci-fi di buku ini cuma seiprit. Itu pun banyakan dimunculkan dalam bentuk teknologi peri. Mana unsur fiksi ilmiah yang begitu saya sukai pada buku pertama Artemis Fowl itu? *mewek

    Yang ketiga, dan yang paling fatal menurutku, soal POV. POV di sini benar-benar bebas sebebas-bebasnya. Mas Eoin Colfer kembali menggunakan teknik multi POV seperti di buku pertama. Bedanya, di buku 1 multi POV digunakan secara rapi dan jelas perpindahannya. Di buku dua ini kerapian itu tidak ada. Bener-bener pindah sesuka hati, sampai kadang saya bingung ini pemikiran siapa sih? Ini adegan punya siapa sih?

    Soal POV ini juga salah satu faktor yang menghambat saya selama proses membaca. Saya tertatih-tatih untuk menghabiskan buku ini dan beberapa kali stop karena masalah POV yang kadang menjengkelkan dan menguras energi.

    Overall

    Cukup berimbang kalau saya bilang plus dan minusnya. Hal-hal yang tidak saya suka di buku 1 sudah hilang, tapi sebagai gantinya masalah baru malah muncul di buku 2 ini.

    Awalnya mau kasih 3 bintang, tapi soal POV itu membuat saya mengurungkan niat. Semoga di buku tiga soal ini lebih terolah dengan baik. Moga-moga buku ke-3 bagus >.<

    View all my reviews

  2. 1 comments :

    1. This comment has been removed by the author.

    Post a Comment