Rss Feed
  1. The Yearling: Jody dan Anak RusaThe Yearling: Jody dan Anak Rusa by Marjorie Kinnan Rawlings
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: Jody dan Anak Rusa (The Yearling)
    Penulis: Marjorie Kinnan Rawlings
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 504 halaman
    Terbitan: Maret 2011

    Jody Baxter dan keluarganya hidup di tanah pertanian mereka yang terpencil di Florida pada akhir tahun 1800-an. Sebagai anak tunggal, Jody sangat ingin mempunyai teman bermain. Ketika menemukan seekor anak rusa yatim-piatu di dalam hutan, Jody sangat ingin memeliharanya. Ayahnya setuju, meskipun anak rusa itu mesti diberi jatah makanan dan susu yang sangat berharga bagi mereka.

    Kasih sayang Jody kepada Flag, si anak rusa sangat besar, dan ketika Flag semakin dewasa, mereka menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Namun kemudian keluarga Baxter megalami masalah berat ketika ayah Jody terluka parah dan Jody mesti menggantikannya bekerja di ladang. Pada saat-saat itulah Jody mesti menghadapi kenyataan dan mengambil keputusan yang sangat berat dalam hidupnya.

    Review

    Akhirnya saya baca juga buku ini. Sudah ada di tumpukan buku yang saya beli selama beberapa bulan, tapi belum ada niat untuk membacanya selama ini. Setelah sampai di halaman terakhir, saya menyesal kenapa gak baca buku ini lebih cepat.

    Buku ini bercerita soal kehidupan keluarga Baxter di Florida pada akhir tahun 1800-an. Keluarga Baxter sendiri hanya terdiri dari 3 orang. Penny (sang ayah), Ory (sang ibu), dan Jody (anak laki-laki tunggal). Sebelum kelahiran Jody, Ma Baxter (alias Ory) sudah pernah hamil beberapa kali. Hanya saja anak yang dia kandung selalu meninggal saat lahir atau setelah beberapa bulan. Jody satu-satunya anak yang lahir cukup kuat untuk tumbuh hingga cukup besar.

    Sejak awal membaca, saya langsung jatuh cinta pada hubungan keluarga Baxter, khususnya antara Penny dan Jody. Saya suka bagaimana Penny membesarkan Jody dengan disiplin, tapi juga penuh cinta. Selain itu melihat bagaimana Penny mengajari Jody bertani dan berburu, sebagai cara keluarga Baxter bertahan hidup, juga sangat menarik untuk diikuti.

    Buat yang suka adegan alam liar, di buku ini ada banyak banget adegan semacam itu. Dari adegan burung bangau menari, anak-anak beruang bermain di atas pohon, perburuan beruang dan rubah, hingga adegan beruang berkelahi ada di sini. MKR berhasil menggambarkan adegan-adegan itu dengan baik dan indah.

    Selain itu si anak rusa yang Jody rawat, yang diberi nama Flag, juga lucu. Tingkah lakunya, khususnya saat dia masih kecil, sangat menggemaskan. Walau begitu, penulis memberikan suatu penggambaran yang saya rasa cukup realistis soal Flag. Bukan hanya lucu dan imut, tapi juga nakal dan tidak terkendali selayaknya hewan liar.

    Bagian akhir buku ini sangat menyentuh. Apalagi mengingat hubungan yang kuat antar karakternya, saya bisa mengerti perasaan Jody saat dia terpaksa membunuh Flag, karena Flag terus-terusan merusak tanaman pangan mereka. Melihat bagaimana Jody bertumbuh setelah peristiwa itu membuat saya merasa bahwa ini adalah salah satu novel coming-of-age terbaik yang pernah saya baca.

    Mengenai terjemahannya sendiri, saya salut sama penerjemahnya. Terjemahannya mengalir dan enak dibaca. Selain itu buku ini juga minim typo. Saya nemu 2. Kata 'Ora' (harusnya Ory) di hal. 161 dan kata 'timu'(harusnya timur) di hal. 349. Tepok tangan buat proof reader(s)-nya.

    Selain terjemahannya, saya juga suka sama kover novel ini. Sederhana tapi sangat cantik buat saya. Khususnya gambar Flag dengan matanya yang agak "nakal" itu.

    Buat yang suka novel tentang alam, rusa, dan bagaimana seorang anak bertumbuh, saya merekomendasikan novel "Jody dan Anak Rusa" ini.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Read Big Reading Challenge
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 What's in A Name Reading Challenge
    - 2013 What An Animal Reading Challenge


    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment