Rss Feed
  1. CantingCanting by Arswendo Atmowiloto
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Canting
    Penulis: Arswendo Atmowiloto
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 408 halaman
    Terbitan: 2007 (terbit pertama 1986)

    Canting, simbol budaya yang kalah, tersisih, dan melelahkan. Adalah Ni---sarjana farmasi, calon pengantin, putri Ngabean---yang mencoba menekuni, walau harus berhadapan dengan Pak Bei, bangsawan berhidung mancung yang perkasa; Bu Bei, bekas buruh batik yang menjadi ibunya; serta kakak-kakaknya yang sukses.

    Canting, yang menjadi cap batik Ngabean, tak bisa bertahan lagi. "Menyadari budaya yang sakit adalah tidak dengan menjerit, tidak dengan mengibarkan bendera." Ni menjadi tidak Jawa, menjadi aeng---aneh, untuk bisa bertahan. Ni yang lahir ketika Ki Ageng Suryamentaram meninggal dunia, adalah generasi kedua, setelah ayahnya, yang berani tidak Jawa.

    Review

    Sebuah novel yang sangat menguras tenaga dan konsentrasi. Bayangkan, 408 halaman dan hanya terdiri dari 2 bab. Yup, 2. Untuk orang seperti saya yang suka berhenti di awal bab, hal ini sangat menyulitkan. Saya suka bingung di mana sebaiknya meletakkan pembatas buku dan saat dibuka kembali, suka bingung juga terakhir bacanya sampai sebelah mana.

    Bab 1 buku ini mengisahkan tentang Pak Bei, Bu Bei, usaha batik Ngabean, dan juga kebudayaan Jawa. Bagian ini agak membosankan jujur saja. Pak Bei kadang kalau bicara suka panjang banget dan kadang agak berbelit-belit.

    Walau begitu, pemaparan kebudayaan Jawa dan tantangannya yang disampaikan lewat Pak Bei sangat menarik. Arswendo Atmowiloto juga tampaknya cukup sadar bahwa tidak semua orang Indonesia bisa berbahasa Jawa dan memasukkan penjelasan setiap kali ada pemakaian bahasa Jawa. Tidak seperti novel lain, yang juga kuat unsur Jawanya, yang saya baca belum lama ini.

    Bab 2 bercerita tentang anak-anak Pak Bei dan Bu Bei yang sudah dewasa. Mereka semua, kecuali Ni, sudah menikah, memiliki anak, dan mempunyai masalah masing-masing.

    Bagian ini lebih menarik, karena ada banyak kejutan yang muncul. Selain itu perjuangan Ni untuk membangkitkan kembali usaha batik keluarganya, pergulatan kehidupan pribadinya, serta keputusan akhir yang dia ambil, terasa pas buat saya.

    Secara keseluruhan, saya rasa ini novel yang menarik. Cocok untuk orang yang suka membaca tentang kebudayaan Jawa. Disarankan untuk memiliki kesabaran lebih dalam membacanya. Kalau lebih suka novel dengan alur dan tempo bahasa yang cepat, mungkin buku ini kurang pas untuk kamu.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - Membaca Sastra Indonesia 2013
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge


    View all my reviews


  2. 0 comments :

    Post a Comment