Rss Feed
  1. The Kite RunnerThe Kite Runner by Khaled Hosseini
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: The Kite Runner
    Penulis: Khaled Hosseini
    Penerbit: Bloomsbury UK
    Halaman: 324 halaman
    Terbitan: September 2011

    1970s Afghanistan: Twelve-year-old Amir is desperate to win the local kite-fighting tournament and his loyal friend Hassan promises to help him. But neither of the boys can foresee what will happen to Hassan that afternoon, an event that is to shatter their lives...

    Review

    "The Kite Runner" bercerita tentang persahabatan antara dua orang anak. Amir, seorang tuan muda, telah mengenal dan bersahabat dengan Hassan, anak pelayan di rumahnya, sejak kecil. Mereka bermain, tertawa, dan tumbuh bersama.

    Walau Hassan adalah orang yang bisa disebut sebagai sahabat, tapi Amir enggan menyebutnya sebagai sahabat. Hal ini dikarenakan Hassan adalah seorang Hazara, yang "kasta"-nya dianggap lebih rendah dari orang-orang di lingkungan tinggal mereka.

    Amir juga memiliki kecemburuan tersendiri pada Hassan. Walau hanya anak pelayan di rumahnya, ayah Amir tampaknya lebih sayang pada Hassan daripada dirinya. Amir bahkan sempat mendengar ayahnya memuji Hassan yang aktif dan selalu membela Amir kalau dia diganggu.

    Suatu kejadian membuat Amir membingkai Hassan sebagai seorang pencuri. Walau ayahnya dengan jelas bilang kalau dia memaafkan sikap Hassan (Hassan mengaku bahwa dia memang mencuri barang Amir untuk melindungi temannya itu), tapi ayah Hassan, yang sudah seperti saudara bagi ayah Amir, memutuskan agar mereka pergi dari situ.

    Perang yang pecah di Afghanistan membuat Amir dan ayahnya melarikan diri ke Amerika. Lama setelah Amir dewasa dan bahkan sudah menikah, dia menerima sebuah panggilan yang memintanya datang ke Pakistan. Amir menjawab panggilan itu dan menemukan rahasia yang terkuak, serta kesempatan untuk menebus apa yang telah dia lakukan pada Hassan dulu.

    Saya suka dengan kisah "persahabatan", yang mungkin lebih tepat disebut benci-tapi-rindu kalau dilihat dari sisi Amir. Hassan yang lugu dan Amir yang agak bossy dan punya rasa cemburu pada Hassan membentuk kombinasi yang unik.

    Dari awal cerita saya langsung suka pada Hassan dan tidak simpati pada Amir. Pilihan-pilihan yang dia ambil membuat saya jengkel. Apalagi saat peristiwa "itu" menimpa Hassan karena Amir tidak berani mengambil tindakan.

    Buat saya, ceritanya jadi terasa sedikit lambat dan membosankan saat Amir dan ayahnya pindah ke Amerika. Sebagian mungkin karena saya memang kurang simpati ke Amir dan lebih penasaran dengan apa yang terjadi pada Hassan.

    Di bagian akhir, saat Amir berusaha menebus kesalahannya, cerita kembali jadi lebih menarik dan penuh dengan drama. Ada drama yang berhasil saya tebak sejak awal, ada juga yang di luar perkiraan.

    Walau petualangannya Amir di bagian akhir terasa seru, ada beberapa bagian yang terasa kurang sreg buat saya. Seperti waktu Amir bertemu seorang pengemis di Kabul, yang ternyata merupakan kenalan ibunya, walau memang ada petunjuk bahwa kemungkinan si pengemis berbohong. Terus bagian klimaks saat Amir bertemu seseorang dari masa lalunya. Entah kenapa, tapi saya merasa si Amir ini lolos dengan mudah. Makksudku, orang itu bisa saja melakukan sesuatu yang lebih kejam lagi pada Amir, tapi dia tidak melakukannya.

    Walau, yah, ceritanya tidak selesai di situ, karena masih ada beberapa masalah lain yang menghampiri Amir.

    Secara keseluruhan, saya suka pada ceritanya, latar tempat dan waktu yang digunakan, serta Hassan. Kurang suka pada Amir (bahkan setelah selesai baca pun, masih kurang begitu sreg sama dia), serta bagian-bagian yang saya sebutkan di atas. Entah ya, ada sesuatu yang kurang klik antara saya dan buku ini. Hal ini membuat saya hanya bisa memberi 4 bintang dan bukannya lima.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews


  2. 0 comments :

    Post a Comment