Rss Feed
  1. Riana: I'm the Other WomanRiana: I'm the Other Woman by Fifi Mardhi
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Riana: I'm the Other Woman
    Penulis: Fifi Mardhi
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 176 halaman
    Terbitan: Februari 2015

    NIEN:
    Nien tidak membalas pagutan bibir Sam, pun tidak menolaknya. Nien hanya diam. Membayangkan Lena. Membayangkan pipinya yang merona setiap membicarakan Sam. Membayangkan matanya mencuri-curi pandang ke arah Sam.

    NA:
    “Brain is the sexiest part of a man’s body. And you have a brain, Sir, one of the best among all.” Na menyebutkan itu sambil mengerling manja pada Lukman. Hanya jam terbang Lukman yang tinggi dalam menghadapi perempuan yang membantunya tidak tersedak mendengar pernyataan seintimidatif itu.

    RIE:
    Jujur, sebenarnya aku lebih menikmati pembicaraan kami via Yahoo! Messenger. Di dunia maya aku bebas mendeskripsikan mimik dan wajah Adit sesukanya. Dan kalau suatu saat aku mati gaya, pembicaraan bisa ditunda dengan alasan ketiduran, ada telepon masuk, atau sinyal yang sedang tidak bersahabat.

    RIA:
    Yang terbayang dalam pelupuk mata Ria hanyalah Bagas. Bagas yang tidak ganteng. Bagas yang tidak gaul. Bagas yang gendut. Bagas yang aneh. Bagas yang nerd. Bagas yang menorehkan nyaman dan tidak mau pergi dari pikiran Ria.

    AYA:
    Aku menatap laki-laki di hadapanku dengan saksama. Mencari-cari keindahan di wajahnya, menganalisis seberapa tinggi tingkat keenakannya untuk dilihat, dan berharap ada hal yang cukup bagus untuk menjelaskan kegemaranku pada lelaki ini. Tidak Ada.

    Namaku Riana. Aku mengenal mereka semua.

    Review

    Setelah selesai membaca beberapa halaman awal, saya sempat bolak-balik lihat kovernya sambil bertanya-tanya, "Beneran ini Metropop?". Gaya berceritanya mengingatkan saya dengan beberapa novel teenlit sepuluhan tahun yang lalu soalnya.

    Untuk teknis ceritanya juga saya kurang suka. Terlalu banyak tell, kurang show. Misal:

    Pernah suatu hari Lena merasa cemburu oleh seorang gadis cantik yang menemui Sam secara intens. Beberapa kali gadis itu menemani Sam siaran dan membawakan beberapa buah tangan yang kelihatannya hasil buatan sendiri. Sam menawari semua orang kue-kue indah buatan gadis yang dia perkenalkan dengan nama Dewi itu. (hal. 23)


    Kurasa akan lebih menarik kalau Dewi lebih dideskripsikan lagi. Misal bagaimana bentuk tubuhnya, bagaimana jenis pakaiannya, apakah dia tipe yang bitchy atau bersahaja? Tujuannya bukan hanya untuk memperjelas deskripsi Dewi, tapi juga memberi gambaran tentang tipe wanita yang Sam, mungkin, suka. Kan beda efeknya kalau Sam dekat dengan seorang wanita berbadan bahenol dengan pakaian kurang kain, dengan kalau wanita itu  berjilbab misalnya.

    Setelah saya masuk ke bab 2, baru deh saya ngerti kenapa si penulis lebih banyak tell. "Riana" ini ternyata sebuah kumpulan cerpen dengan suatu benang merah sebagai penghubungnya. Bukan sebuah novel yang utuh.

    Cerita-ceritanya cukup menarik, walau tidak ada sesuatu yang terasa "wah" di tiap ceritanya. Untungnya cerita-cerita ke belakangnya lebih baik dari cerita pertamanya. Bukunya tipis dan bisa saya selesaikan hanya dalam satu jam. Untuk sebuah bacaan ringan, bolehlah.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 New Authors Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment