Rss Feed
  1. Gloomy GiftGloomy Gift by Rhein Fathia
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Gloomy Gift
    Penulis: Rhein Fathia
    Penerbit: Bentang Pustaka
    Halaman: 288 halaman
    Terbitan: Maret 2015

    Kupandangi kamu dengan wajah memelas. Berharap kamu mau menyingkap apa yang sedang kita alami sekarang. Kamu tetap pada pendirianmu, bungkam. Pura-pura tak ada hal besar yang baru saja terjadi.

    Bagaimana mungkin semua baik-baik saja? Di hari pertunangan kita, segerombolan orang menyerbu rumah. Tembakkan diletuskan. Peluru. Jeritan orang-orang. Dan, kamu membawaku kabur masih dengan kebaya impian yang kini terasa menyiksa dipakai di saat yang tak sepantasnya.
    Hari yang seharusnya bahagia, menjelma tegang dan penuh tanya. Kenapa kita harus lari? Belum cukupkah aku mengenalmu sejauh ini?

    Aku tak siap menyambut kenyataan. Tak siap jika harus kehilangan. Tak kuat menahan rasa takut yang berkepanjangan.

    Review

    Akhirnya direview juga, yah. Kemarin keasyikan baca buku lain sih. Batal deh tulis reviewnya XD.

    "Gloomy Gift" ini adalah salah satu novel yang sukses menarik perhatian saya hanya dari kovernya. Kapan hari pernah lihat penulisnya mengajukan poling antara 2 bakal kover yang ada. Waktu itu saya lebih suka kover yang sekarang ini.

    Bakal kover

    Yeah, saya juga kurang paham kover yang sebelah kiri itu apaan :').

    Anyway, "Gloomy Gift" ini bercerita tentang Kara, seorang gadis yang akan segera bertunangan dengan pacarnya, Zeno. Selama ini Kara mengenal Zeno sebagai seorang arsitek, tapi saat ada sekelompok orang menyerbu rumahnya saat hari pertunangan mereka, barulah Kara tahu bahwa Zeno sebenarnya memiliki kehidupan lain. Sebuah kehidupan yang penuh bahaya.

    Yeah, romance dan aksi. Formula yang kalau diolah dengan tepat, pasti akan jadi favorit banyak orang. Dan Rhein Fathia cukup berhasil mengolah cerita ini dengan baik.

    Saya suka dengan alur Kara dan Zeno yang terpaksa melarikan diri dan harus berpindah-pindah untuk menghindari pengejar mereka. Melihat kebingungan Kara dan Zeno yang super protektif, membuat saya merasakan chemistry yang kuat di antara mereka. Aksinya juga cukup baik. Kurang banyak dan kurang intens untuk seleraku, tapi cukuplah.

    Yang kurang saya suka dari novel ini ada di karakter utamanya. Yang mana ayo? Jawabannya yang Kara-nya. Duh, sumpah. Kara yang naif dan pasif di sepanjang cerita bawaannya bikin BT aja. Saya cukup paham sih kenapa karakternya seperti itu. Secara logika karakter juga masuk akal, tapi... entah ya. Saya tidak melihat ada satu momen yang membuat Kara terlihat "wah". Untukku, di antara entah berapa banyak karakter yang ada di buku ini, Kara yang paling tidak menarik.

    Tapi, berhubung buku ini ditutup dengan gaya ini-mau-ada-sekuelnya-loh, semoga Kara bisa lebih berkembang di buku berikutnya. Minimal tidak senaif di sini.

    Secara keseluruhan: buat yang suka genre romance dan aksi, serta tokoh utama cowok yang keren dan protektif, buku ini patut dibaca.

    "Satu serbuan, tiga tembakan, dikuntit, dan tenggelam, apa sekarang aku boleh tahu bagaimana situasi yang sedang kita hadapi?"

    "Situasi apa pun, aku hanya ingin kamu menurut dan tidak lepas dari pengawasanku."

    "Kenapa?"

    "There's no safer place in world than right here with me, Kara." (hal. 152)


    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 New Authors Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
    - 2015 100 Days of Asian Read Reading Challenge

    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment